Senin, 22 Februari 2016

LAPORAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER

LAPORAN PRODUKSI TERNAK UNGGAS
“TATA LAKSANA PEMELIHARAAN DAN PERFORMA AYAM BROILER”
Description: D:\foto\LOGO.jpg
Oleh :
Nama                      : Yoga Agung Pangestu
Npm                        : E1C014059
Shift                        : Selasa/ Pukul 10.00 WIB
Dosen Pembimbing: 1. Ir.Kususiyah,MP
2. Hardi Prakoso, Ir,MP
Nama co ass            : 1. Ronal Ambar Surau Iman             5. Mafika Sari
2. Eko NurulHadi                              6. Indra Cibro
3. Hadi Kartiko                                 7. Juli Erawati
4. Indah Lestari

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan. Daging banyak dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging yangpaling banyak dimanfaatkan olehmasyarakat Indonesia adalah ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam kampung.
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam (RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing dan distribusi.

1.2. Tujuan
1)      Mahasiswa  dapat mengetahui manajemen atau cara-cara pengelolaan ayam broiler pada pemeliharaan ayam broiler
2)      Mahasiswa  dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen ayam broiler
3)      Mahasiswa  dapat mengetahui cara pemeliharaan ayam broiler yang baik dan bagaimana cara pemberian pakan, minum, obat-obatan dan vaksinasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lemat, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit. Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5 sampai 6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging (Suprijatna et al., 2005).
Ayam broiler telah dikenal masyarakat dengan berbagai kelebihannya, antara lain hanya 5 sampai 6 minggu sudah siap dipanen. Ayam yang dipelihara adalah ayam broiler yakni ayam yang berwarna putih dan cepat tumbuh (Rasyaf,2008).
Ayam broiler memiliki keunggulan dalam pertumbuhan karkas yang baik dan dalam waktu yang singkat. Pertumbuhan karkas yang cepat dipengaruhi oleh faktor genetis dari ayam broiler, aktivitas ayam dan lingkungan. Aktivitas ayam harus dibatasi dan dihindarkan dari pengaruh buruk lingkungan, salah satunya dengan pemeliharaan ayam secara intensif di dalam kandang. Pengaruh buruk lingkungan dapatdihindari dengan pengaturan bagian-bagian kandang seperti dinding yang dilengkapi dengan tirai dan mengatur kerapatan antar slat pada lantai kandang (Ardiani, 2012).
Tujuan pembuatan kandang adalah untuk menyediakan suasana yang nyaman bagi ternak dengan biaya serendah mungkin. Lebih lanjut dikatakan bahwa ada 3 masalah utama yang harus diperhatikan dalam tata laksana perkandangan yaitu kondisi biologis ayam, ekonomi (nilai kandang) dan teknik pertukangan yang berhubungan dengan bentuk kandang (Wihandoyo, 2008).
Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi ayam, mudah dalam tata laksana pemeliharaan, dapat memberikan produksi yang optimal, memenuhi persyaratan kesehatan, bahan kandang mudah didapat dan murah harganya. Bangunan kandang yang baik adalah bangunan yang memenuhi persyaratan teknis sehingga kandang tersebut bisa berfungsi untuk melindungi ternak terhadap lingkungan yang merugikan, mempermudah tata laksana, menghemat tempat, menghindarkan gangguan binatang buas dan menghindari ayam kontak langsung dengan ternak unggas yang lain serta penggunaan tenaga kerja dapat efisien (Prihatman, 2000).
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuan membangun kandang closed house adalah Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti CO2 dan amonia. Tujuan lainnya yakni menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Membuat iklim yang kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan panas dari kandang yang dihasilkan dari tubuh ayam dan lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban yang sesuai. Chilling effect (angin berembus) untuk menciptakan iklim yang sejuk dan nyaman bagi ayam, alat yang digunakan yaitu seperti kipas angin (blower). Bila chilling effect tidak mampu mencapai iklim yang diiginkan terutama pada daerah yang terlampau panas maka dapat digunakan cooling system, yaitu sistem pendingin dengan mengalirkan air pada alat-alat yang berupa cooling pad, cooling net atau cell deck.Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Agar pertumbuhan dan reproduksi maksimal jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai (Wihandoyo, 2008).
Kebutuhan protein ayam semakin menurun seiring dengan pertambahan umur ayam. Kebutuhan protein untuk umur 0 sampai 3 minggu sekitar 23%, kebutuhan protein lebih banyak jika dibandingkan umur 3 sampai 6 minggu yaitu sekitar 20% dan pada umur 6 sampai 8 minggu kebutuhan protein hanya 18% (Sidadolog, 2011).
Peranan pakan dalam usaha peternakan ayam broiler sangat menentukan laju pertumbuhan dan kualitas daging. Pakan yang diberikan harus mengandung energi, protein, vitamin dan mineral dalam susunannya yang seimbang diharapkan mampu menghasilkan performa ayam yang baik. Dalam pemberian pakan dikenal dalam tiga bentuk yaitu mash, pellet dan crumble. Pembagian kandungan pakan dan bahan makanan dibagi menjadi beberapa kandungan pakan berdasarkan fungsi dan tujuan penggunaan dalam tubuh yaitu sumber energi (karbohidrat, lemak, protein dan ikatan organik lainnya seperti alkohol dan asam-asam organik), zat pembangun (protein, lemak, air dan mineral), zat penunjang (vitamin, mikroelemen, antibiotika), zat pendamping (lignin, suberin, cutin, lilin) (Sidadolog, 2011).
Feed intake adalah jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dimana merupakan selisih pakan yang diberikan dengan pakan yang tersisa. Penggunaan pakan secara biologis pada unggas dan makhluk organisme lainnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan kondisi tubuh (maintenance), pertumbuhan (growth), dan produksi. Konsumsi pakan antara lain dipengaruhi oleh berat badan, produksi telur, kualitas pakan, metode pemberian pakan, kesehatan ayam, temperatur lingkungan, bentuk pemeliharaan, dan tempat pakan (Sidadolog, 2011).
Tingkat konsumsi pakan pada ayam cenderung dipengaruhi oleh tingkat energi pakan, maka kandungan nutrient dalam pakan perlu disesuaikan dengan tingkat energi dan protein. Kebutuhan energy untuk ayam broiler adalah 3200 kcal ME/kg berat badan dengan protein kasar 20% untuk ayam umur 3-6 minggu. Pakan minimal yang diberikan setiap minggu selama masa pemeliharaan lima minggu berturut-turut adalah 13 g, 33 g, 48 g, 65 g, dan 88 g per ekor per hari (Jahja, 2000).
Gain (pertumbuhan) adalah proses pertambahan berat hidup sejak pembuahan dan lahir hingga mencapai berat dan ukuran dewasa. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara bibt, ransum, dan tata laksana yang baik untuk menjamin suksesnya setiap usaha peternakan ayam broiler (Sidadolog, 2011).
Pertumbuhan hewan ditentukan oleh takaran makanannya, bila takaran makanannya tinggi maka pertumbuhannya juga cepat dan hewan akan mencapai suatu berat badan tertentu pada umur dewasa . faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam hingga dewasa adalah pakan, genetik, cara pemeliharaan, lingkungan, dan penyakit (Jahja, 2000).FCR (feed convertion ratio) atau konversi pakan adalah besarnya perubahan dari pakan yang dikonsumsi menjadi pertambahan berat badan (Murni, 2009).
FCR menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan oleh ternak. FCR merupakan hasil pembagianfeed intake dengan gain pada waktu pemeliharaan yang sama (Widodo, 2012). Semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan kecil, berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk meningkatkan berat badannya (Sidadolog, 2011).
Umur ayam ketika 15 hari diberikan vaksinasi ND melalui air minum. Menurut Widodo (2012), vaksin aktif disimpan pada suhu 2 sampai 80C. Vaksin aktif harus segera dipakai setelah dilarutkan dan harus habis dipakai dalam jangka waktu 2 jam setelah dilarutkan. Program vaksinasi bertujuan untuk memperoleh tingkat kekebalan yang tinggi terhadap penyakit dan dapat mencegah beberapa penyakit tertentu. Penyakit-penyakit yang termasuk program vaksinasi yaitu mareks, New Castle Disease,Infectious Bronchitis, Avian Encephalomyelitis, Avian Influenza, gumboro, Fowl Pox, dan, Egg Drop Syndrome. Jenis vaksin yang diberikan yaitu MD (CVI 988), Coccivac, ILT, ND Clone +IB, MB, Coryza.Menurut Rasyaf (2008), tindakan sanitasi meliputi pembersihan dan desinfeksi secara teratur terhadap kandang, peralatan, dan kendaraan di peternakan dan memelihara kebersihan pekerja (cuci tangan, kaki, sepatu dan lain lain. 
Biosecurity merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan utama meminimalkan keberadaan penyakit, meminimalkan kesempatan agen penyakit berkembang biak.Bisecurity dapat dilakukan dengan pencegahan penyakit melalui manusia yaitu dengan cara membatasi orang atau kendaraan yang masuk kekandang. Pencegahan penyebaran penyakit melalui ayam yaitu dengan cara segera keluarkan ayam yang mati dalam kandang setiap hari, jika ada ayam yang menunjukkan gejala sakit segera isolasi ke kandang isolasi. Pencegahan penyakit melalui peralatan yaitu sistem all in all out akan membantu pencegahan penyebaran penyakit dari ayam tua ke ayam muda. Pencegahan penyakit melalui vektor. Vektor penyebab penyakit seperti tikus, burung liar, serangga, parasit internal dan eksternal harus diberantas (Widodo, 2012).
Menurut Prihatman (2000), tindakan sanitasi meliputi pembersihan dan desinfeksi secara teratur terhadap kandang, peralatan, dan kendaraan di peternakan dan memelihara kebersihan pekerja (cuci tangan, kaki, sepatu dan lain lain. Pembersihan dan desinfeksi yang sering diberi nama dekontaminasi adalah pembuangan atau netralisasi organism penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur) melalui proses pembersihan dan desinfeksi. Pembersihan dan desinfeksi merupakan komponen kunci dari biosekuriti rutin di peternakan broiler. Adapun agen yang dapat mengendalikan organisme penyebab penyakit meliputi deterjen berfungsi sebagai pembersih; desinfektan; sinar matahari (sinar UV) dan panas (api, uap).
BAB III
METODOLOGI

3.1  Bahan dan Alat
ü  Sapu lidi dan Sapu ijuk
ü  Ember
ü  Air
ü  Kuas
ü  Desinfektan
ü  Sprayer
ü  Plastik tirai kandang
ü  Kapur tembok
ü  Tempat pakan yang sudah di sanitasi
ü  Tempat minum yang sudah di sanitasi
ü  Brooder ( indukan)
ü  Brooder Guard (pembatas Indukan )
ü  Tapas
ü  Brooder yang telah di sanitasi
ü  Brooder guard yang telah di sanitasi
ü  Sekam padi

ü  Kertas koran
ü  Kandang brooding yang telah di sanitasi
ü  DOC ( day Old Chick ) broiler
ü  Gula merah
ü  Air minum
ü  Pakan
ü  Tali
ü  Paku
ü  Kandang bateray atau petak kandang lantai liter
ü  Anak ayam selepas masa brooding( umur 2 minggu )
ü  Tempat pakan dan Tempat minum (untuk setiap petak kandang liter)
ü  Vaksin


3.2  Cara Kerja
3.2.1 Cara Kerja sanitasi kandang
1)      Menyapu lantai kandang sampai bersih dengan menggunakan sapu ijuk.
2)      Membersihkan lantai kandang dengan air sumur/ledeng, dengan mengggunakan sapu lidi supaya air tidak menggenang pada lanntai kandang.
3)      Menggulung plastik tirai kandang supaya kandang cepat kering.
4)      Setelah kandang kering, mengapur lantai kandang dan dinding kandang ( lebih kurang setengah meter )
5)      Setelah mengapur kandang dan kering, menurunkan semua tirai kandang.
6)      Melarutkan desinfektan sesuai aturan pemakaian dan memasukkan ke dalam sprayer.
7)      Menyemprotkan desinfektan tersebut ke seluruh lantai dan diniding kandang.

3.2.2 Cara Kerja sanitasi peralatan kandang
1)      Mencuci tempat pakan dan tempat minum dengan air sumur atau air ledeng.
2)      Membilas tempat pakan dan tempat minum yang telah di bersihkan tersebut dengan larutan desinfektan kemudian membiarkannya kira- kira selama 10 menit.
3)      Selanjutnya membilas dengan menggunakan air bersih dan jemur sampai kering.
4)      Memasukkan tempat pakan dan tempat minum yang sudah bersih tersebut ke  dalam kandang yang di sanitasi.
5)      Menyemprot brooder dengan larutan desinfektan, lalu memjenurnya sampai kering.
6)      Mengapur brooder guard dengan kapur dinding dan membiarkannya kering, kemudian menyemprot nya dengan larutan desinfektan.
7)       Memasukkan brooder dan brooder guard tersebut ke dalam kandang yang sudah di sanitasi.

3.2.3        Cara Kerja menyiapkan kandang brooder
1)      Menaburkan sekam padi ( liter) setebal 5 cm di atas lantai kandang yang telah di sanitasi
2)      Memasang brooder yang telah di pasang lampu
3)      Memasang brooder guard dengan membentuk lingkaran
4)      Memasang kertas koran di atas liter
5)      Menyalakan lampu brooder dan letakkan termometerdi atas liter pada ketinggian lebih kurang 10 cm
6)      Memperhatikan temperaturnya sampai stabil. Temperatur untuk minggu pertama adalah 950 F ( 350 C).

3.2.4 Cara kerja pemeliharaan masa Brooding
1)      Saat DOC tiba, kita memasukkan air minum yangdi beri gula merah ( 2 % ) ke dalam tempat air minum
2)      Mengeluarkan DOC dari box nya kemudian memasukkan ke dalam lingkaran kandang brooding yang telah di siapkan dan sudah di sanitasi
3)      Membiarkan DOC minum air gula tersebut sepuas nya
4)      Setelah DOC cukup minum, menaburkan pakan pada kardus bekas box DOC dan meletakkannya di atas liter
5)      Menyalakan lampu brooder sepanjang siang dan malam selama satu minggu pertama
6)      Memperhatikan sebaran anak ayam
7)      Setelah anak ayam berumur tiga hari, tempat pakan di ganti dengan tempat pakan lingkaran
8)      Menghitung pakan  yang di komsumsi mingguan dengan menghitung jumlah pakan yang di sediakan pada awal minggu dengan sisa pakan pada akhir minggu
9)      Menimbang berat badan ayam tersebut sebanayak 5 ekor sebagai sampel dan menandai dengan menggunakan cat warna pada setiap kelompok
10)  Menghitung konversi pakan dengan cara membandingkan rataan jumlah konsumsi pakan perekor denagan rataaan pertambahan berat badan
11)  Mencucui tempat minum setiap pagi dan sore
12)  Menghitung suhu dalam kandang pada pagi, siang , sore dan malam.

3.2.5 Cara kerja pemeliharaan selepas brooding
1)   Menyediakan tempat pakan dan minum ke dalam petak kandang.
2)   Mengambil 5 ekor anak ayam dan menimbang untuk mengetahui berat awal nya.
3)   Memasukkan anak ayam tersebut ke dalam petak kandang.
4)   Menimbang berat anak ayam seminggu sekali.
5)   Mencatat konsumsi pakannya setiap minggu
6)   Menghitung konversi pakannya.
7)   Membuat grafik pertumbuhan ayam tersebut.
8)   Memberikan pakan dan minum secara berkala.
9)   Memelihara ayam sampai umur 6 minggu.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan
Ø  Tabel 1. Komsumsi Ransum  Ayam Broiler Umur 1-5 Minggu
Umur
Konsumsi Ransum ( gr/Ekor )
1 Minggu
156,6  gr/Ekor
2 Minggu
373,4 gr/Ekor
3 Minggu
350 gr/Ekor
4 Minggu
1025 gr/Ekor
5 Minggu
1187 gr/Ekor


Ø  Tabel 2. Berat Badan Ayam Broiler Umur 0-5 Minggu
Umur
Berat Badan ( gr/Ekor )
0 Minggu
41 gr/Ekor
1 Minggu
172 gr/Ekor
2 Minggu
432,5 gr/Ekor
3 Minggu
775 gr/Ekor
4 Minggu
1337,5 gr/Ekor
5 Minggu
1775 gr/ekor


Ø  Grafik Pertumbuhan Ayam Broiler Umur 0-5 minggu


Ø  Tabel 3 Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler Umur 1-5 Minggu
Umur  ( Minggu )
Berat badan ( gr/Ekor )
0 -1 Minggu
172-41= 131 gr/Ekor
1 -2 Minggu
432,5-172=260,5 gr/Ekor
2- 3 Minggu
775-432,5=342,5 gr/Ekor
3- 4 Minggu
1337,5-775=562,5 gr/Ekor
4 – 5Minggu
1775-1337,5=437,5 gr/Ekor



Ø  Tabel 4 Konversi Ransum Ayam Broiler Umur 1-5 Minggu
Text Box: RUMUS :  Konversi Ransum = (Konsumsi )/PBB
 



Umur 
Konversi ransum ( gr )
1 Minggu
156,6 : 131 = 1,195gr
2 Minggu
373,4 : 260,5= 1,433 gr
3 Minggu
350 :  342,5= 1,021 gr
4 Minggu
1025 : 562,5= 1,822 gr
5 Minggu
1187 : 437,5= 2,713 gr

Ø  Biaya Ransum Keseluruhan Selama Pemeliharaan Ayam Broiler 1-5 Minggu
Ø  Pada ransum untuk Fase Starter ( 3 minggu pertama ) yaitu :
BR I dengan jumlah konsumsi = 880gr/ekor = 0,88 kg / ekor
Harga 1 kg BR I = Rp 7.700,00
Untuk masa starter biaya pakan yang di konsumsi  = 0,88 X Rp 7.700,00  = Rp 6.776,00/ekor.
Ø  Pada Ransum untuk Fase Finisher ( 2 minggu terakhir ) yaitu:
 BR II dengan jumlah = 2212 gr/ekor = 2,212 kg / ekor
 Harga 1 kg BR II yaitu = Rp 7.600,00
Untuk masa finisher biaya  pakan yang di konsumsi = 2,212 X Rp 7.600,00 = Rp 16.811,2/ekor
Jadi, Untuk biaya pakan keseluruhan selama pemeliharaan = Rp 6.776,00/ekor + 16.811,2/ekor = Rp 23.587,2/ekor

Ø  IOFC =
= ( Harga jual ayam/kg X berat badan ) - biaya pakan
            = (Rp 17.000,00 X 1, 775 kg) – Rp 23.587,2
            =  Rp 30.175,00 - Rp 23.587,2
            = Rp 6.588,00
Ø  IOFCC =  
              = Rp 6.588,00– Rp 4.500,00
              = Rp 2.088,0

4.2. Pembahasan
Pada praktikum mata kuliah produksi ternak unggas yang kami lakukan pertama kali adalah sanitasi kandang. Sanitasi kandang sendiri berarti mensterilkan kandang yang meliputi pengapuran kandang dan menyemprot kandang dengan desifektan yang telah dilarutkan dengan air. Kemudian sanitasi terhadap peralatan kadang yang meliputi pencucian tempat pakan dan tempat minum kemudian membilasnya dengan desinfektan.
Ayam yang kami pelihara dalam praktikum ini adalah jenis ayam pedaging putih atau ayam broiler. Pemeliharaan dilakukan selama 5 minggu. Pada minggu pertama dan kedua DOC atau anak ayam broiler dipelihara dalam kandang indukan yang dilengapi denga pemanas (brooding). Pada miggu ke tiga samapai minggu ke lima ayam dipelihara dalam kandang kelompok. Pada kelompok saya terdapat empat ekor ayam yang dipelihara.
Pemelihraan ayam broiler yang kami lakukan terdapat dua fase yaitu fase starter (fase awal) dan fase finisher. Kedua fase pemeliharaan tersebut kami lakukan selama 5 minggu. Pada fase starter ayam di beri ransum berupa BR I selama 3 minggu pertama dengan rata-rata konsumsi pakan 0,88 kg/ekor. Dengan pemeberian pakan tersebut ayam mengalami perubahan pertambahan berat badan, dengan berat awal DOC 41gr/ekor ayam, pada minggu pertama berat ayam menaik 172 gr/ekor, kemudian pada minggu ke-2 berat badan ayam menaik menjadi 432,5 gr/ekor, sedangkan untuk minggu ke-3 berat ayam menjadi 775 gr/ekor.  Untuk fase finisher (minggu ke 4 – 5) pakan di ganti dengan BR II, dengan rata-rata konsumsi pakan ayam broiler yaitu 2,212 kg/ekor, dan pada fase ini ayam mengalami pertumbuhan yang paling cepat yaitu dari minggu ke-3 775 gr/ekor menaik pada minggu ke-4 menjadi 1337,5 gr/ekor, pakan yang dikonsumsi pada minggu ke 4 lebih banyak dari minggu sebelumnya. Dan pada masa finiser bobot badan ayam broiler berkisar antara 1,3375 kg/ekor  dalam jangka waktu pemeliharaan 4 minggu. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan berat badan ayam salah satunya yaitu pakan. Apabila takaran pakan yang diberikan tiggi maka pertumbuhanya lebih cepat. Hal ini separti pernyataan Jahja, (2000) Pertumbuhan hewan ditentukan oleh takaran makanannya, bila takaran makanannya tinggi maka pertumbuhannya juga cepat dan hewan akan mencapai suatu berat badan tertentu pada umur dewasa. faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam hingga dewasa adalah pakan, genetik, cara pemeliharaan, lingkungan, dan penyakit.
Pada pemeliharaan ayam broiler ini juga dilakukan juga vaksinasi sebanyak 2 kali, yaitu pada minggu pertama menggunakan vaksin ND (tetes mata) yang menggunakan pelarut dapar, pemberiannya dengan cara meneteskan vaksin ND di mata ayam kemudian dilakukan lagi vaksinasi pada saat proses pemeliharaan yaitu minggu ke-3 dengan menggunakan vaksin ND (minum). Hal ini sesuai dengan pernyataan Widodo (2012),  Umur ayam ketika 15 hari diberikan vaksinasi ND melalui air minum. Vaksinasi pada ayam dilakukan supaya ayam tidak mudah terinfeksi dari virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit ataupun kematian pada ayam.
Setelah pada proses pemeliharaan, dilakukan pemanenan. Pemanenan dilakukan pada saat ayam umur 5 minggu. Dan dilakukan penimbangan bobot badan akhir dengan cara menimbang semua jumlah total ayam sebelum di jual. Untuk hal demikian dilakukan penghitungan Income Orer Fad Cose (IOFC)  untuk mengetahui pendapatan dengan menentukan biaya pakan, yaitu Rp 6.588,00ekor. Sedangkan untuk Income Orer Fied and Chick Cose (IOFCC) atau keuntungan yaitu : Rp 2.088,00/ekor.



BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum pemeliharaan ayam broiler di kandang Peternakan Universitas Bengkulu didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a.       Keuntugan dari pemeliharaan ayam broiler mencapai Rp Rp 2.088,00/ekor ayam yang di pelihara dengan konversi ransum yang berkisar dari 1,195gr sampai 2,713 gr, bobot berat badan ayam masa pemanenan 1,775 kg/ekor.
b.      Dalam pemeliharaan ayam broiler hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan bibit ayam potong menejemen perkandagan, menejemen pemberian pakan, dan menejemen pemeliharaan agar performer ayam broiler lebih maksimal.

5.2. Saran  
 Saran utkuk praktikan agar dapat menjaga kekompakan pada saat proses praktikum atau proses pemeliharaan ayam broiler serta agar praktikan dapat lebih memperhatikan menejemen pemberian pakan dan minum pada ternak ayam broiler agar didapatkan hasil yang maksimal. Selain itu praktikkan juga harus lebih memperhatiakan kebersihan lingkungan kandang agar ternak ayam boiler tidak terserang irus atau bakteri penyebab peyakit.
DAFTAR PUSTAKA


Ardiani, M. 2012. Sistem Perkandangan Ayam Broiler di Jatmiko Farm. Tugas Akhir. Diploma III Kesehatan Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Jahja, Y. 1995. Ayam Sehat Ayam Produktif. Edisi 2. Egustria.

Murni, M. C. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Prihatman, K. 2000. Budidaya Ayam Ras Pedaging. Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek. Jakarta.

Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.


Sidadolog, J.H.P. 2011. Manajemen Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Widodo, A., W. Sarengat, dan E. Suprijatna. 2012. Pengaruh Lama Periode Pemberian Pakan terhadap Laju Pertumbuhan pada Beberapa Bagian Tubuh Ayam Pelung Umur 1-11 Minggu. Animal Agriculture Journal, Vol.1 No.2. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Wihandoyo., Heru Sasongko., Sri Sudaryati., Tri Yuwanta. 2008. Industri Ternak Unggas. Laboratorium Ternak Unggas.bagian Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

LAMPIRAN
Description: D:\IMG_20150922_132128.jpg
 

Description: F:\PETERNAKAN\SEMESTER III\PRODUKSI TERNAK UNGGAS\FOTO LAMPIRAN\20150929_105028.jpg





Description: F:\PETERNAKAN\SEMESTER III\PRODUKSI TERNAK UNGGAS\FOTO LAMPIRAN\20151107_080521.jpg
Description: D:\IMG_20150929_125228.jpg





Description: F:\PETERNAKAN\SEMESTER III\PRODUKSI TERNAK UNGGAS\FOTO LAMPIRAN\20151107_080544.jpgDescription: D:\IMG_20150930_165214.jpg


                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar