Sabtu, 20 Desember 2014

analisa kualitas air



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Disusun
Nama                            : Yoga Agung Pangestu
NPM                              : E1C014059
Prodi                             : Peternakan
Kelompok                      : 5 (lima)
Hari / jam                      : Selasa 14:00
Tanggal                         : 2 Desember 2014
Dosen                            : Fitri Electika Dewi S., STP, MSc
Co asst                          : Jhon Fernanta Sipayung
  Nofitri Yenti
Objek praktikum          : ANALISA KUALITAS AIR


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 4



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang
selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.Pada tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Menurut WHO, tiap orang di negara-negara maju memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.
Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi.
Jika melihat uraian diatas , air sangatlah penting bagi kehidupan manusia , baik untuk dirinya maupun di luar dari dirinya seperti penelitian , kelangsungan hidup di muka bumi , dan lain-lain. Namun air di muka bumi ini sangatlah beragam , tetapi air yang paling umu ialah air yang dapat dipakai dan air yang tidak dapat dipakai. Mengapa bisa begitu ? karena di muka bumi ini ada pencemaran air. Air yang sering kita minum , itu adalah air yang tidak murni , karena dalam air itu ada zat – zat yang terkandung.
Maka dari itu dengan adanya praktikum analisa kualitas air , kita mengetahui air mana yang dapat kita gunakan dan air mana yang tidak dapat kita gunakan dan juga kita dapat menganalisis kualitas serta kandungan apa saja yang terkandung dari macam-macam air.

1.2        Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secar kualitatif dan kuantitatif.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Sampel       
Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (anonim, 2009).
2.2 Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
2.3 Kesadahan Air
Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini termasuk hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air, walaupun terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi tinggi di saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di tempat tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon. Mereka juga dapat ditemukan di air setelah penapisan, seperti pelembut lime soda ash. Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab alkalinitas. Hampir semua saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung, dari 0 sampai sekitar 50 grain/gallon.
     Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas menengah diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. (anonim,2009)
     Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.
     Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok digunakan untuk perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :
1.      Penghilang padatan dengan lime soda ash. Pada saat yang sama, proses ini akan mem-persipirasi jumlah yang seimbang dari alkalinitas. Pelembutan dengan lime biasanya dilarang digunakan oleh industri dan penerapan dalam skala besar lainnya. Pelembutan lime akan mengurangi total alkalinitas, pelembutan lime mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas yang lebih kuat.
2.      Anion resin yang diregenerasi oleh natrium klorida menghilangkan semua anion (karbonat, bikarbonat, sulfat, dan nitrat). Ia mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua dari kasus menghasilkan konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan kembali konsentrasi tinggi yang dibawa anion termasuk nitrat. Untuk pemakaian
perumahan,
 hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
3.      Pemberian asam mineral akan menetralisir alkalinitas air. Asam hidroklorin, asam sulfur, atau kombinasi dari keduanya dapat digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat menjadi asam karbon. Pada titik ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa metode untuk mengeluarkan gas karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian dari teknik ini jelas. Diperlukan kontrol yang presisi dalam proses dan kehati-hatian dalam menangani asam yang pekat (Anonim,2009).

3.4  Analisa Umum pada Air
            Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
            Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
            Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
            Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
            Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
 2.5 Standar Baku Mutu Air
                        Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak (anonim,2009).
2.6 Aplikasi Analisa Air dalam Industri
Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)



BAB III
METODELOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
Pipet tetes                               
Gelas ukur 50 ml                       
Gelas ukur 100 ml                   
Corong kaca                           
Penjepit tabung reaksi  
Kompor listrik/gas
Buret dan statif
Erlenmeyer
Termometer
Botol semprot
Neraca analitik
Corong
Batang pengaduk
Lampu spirirus
Pipet volume 5 ml
Pipet volume 10 ml
Tabung reaksi + rak

H2SO4
Kertas lakmus merah  
H2C2O4
Aquades
KMnO4


3.2 CARA KARJA
Cara kerja dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah ;
1.        Suhu
-            Menyiapakan sampel.
-            Menyelupkan alat pengukur suhu (termometer) ke dalam sampel.
-            Membaca angka yang tertera pada alat tersebut.
-            Mencatat hasil yang ada.
2.        Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
-            Mengambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan menuangkannya ke dalam gelas piala.
-            Memanaskannya dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).
-            Memperhatikan apakah sampel menjadi keruh , mengendap , atau tidak sama sekali.
-            Mencatat hasil yang ada.
3.        Warna
-            Mengambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,75 dari volume tabung reaksi.
-            Membandingkan warna dengan larutan standar (aquades) yang telah disediakan.
-            Mencatat hasil yang ada.
4.        Amoniak
-            Memasukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
-            Melipat kertas lakmus merah (menempel) di mulut tabung reaksi.
-            Memanaskannya di atas lampu spiritus
-            Mengamati sampel  , apakah bau tengik atau tidak , kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau tidak , atau tidak sama sekali.
-            Mencatat hasil yang ada.
5.        COD secara kuantitatif
-            Mempipet 10 ml sampel dengan pipet volume dan Memasukkannya ke dalam gelas ukur 100 ml
-            Mengencerkan sampel dengan aquades hingga volume 100 ml
-            Menambahkan 5 ml Asam sulfat (H2SO4) 4 N.
-            Memanaskannya dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).
-            Menambahkan 10 ml Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N dan didihkan lagi selama 10 menit.
-            Jika selama dididihkan warna merah muda hilang , menambahkan 10 ml 10 ml Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N lagi , sampai warna merah muda tidak hilang lagi.
-            Setelah itu , menambahkan 10 ml Asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N , hingga warna merah muda hilang.
-            Selagi panas , menambahkan Kalium permanganat (KMnO4) sampai terbentuk warna merah muda yang stabil.
-            Mencatat hasil yang ada





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
NO
PARAMETER
HASIL PENGAMATAN
AIR SUMUR
1
Suhu
300 C
2
Zat padat terlarut
Tidak keruh berarti tidak ada zat padat terlarut
3
Zat padat tersuspensi
Terjadi endapan, berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi
4
Warna
Sesuai dengan larutan standar
5
Amoniak
Tidak mengandung amoniak
6
COD
Volume KMnO4 selama pemanasan (ml)
Volume KMnO4 titrasi I (ml)
Volume KMnO4 titrasi II (ml)

Ulangan I
1
2
1

Ulangan II
1
1
1


4.2 Pembahasan
            Pada percobaan kali ini tentang analisa kualitas air, air yang dianalisa adalah air sumur.
Pada uji yang pertama  yaitu uji suhu , ternyata suhu air sumur ketika di teliti adalah kisaran 300C , ini berarti bahwa suhu air ini tidak normal , karena kurang 20C dari suhu lingkungan (Suhu lingkungan 320C).
Pada uji yang kedua dan ketiga yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi , air sumur ketika di teliti ternyata tidak menjadi keruh dan ketika dilihat dibawahnya tidak ada endapan. Ini berarti bahwa pada air sumur tidak terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
Pada uji yang ketiga  yaitu uji warna , air keran  ketika dibandingkan dengan larutan standar yaitu aquades ternyata warna airnya keruh daripada warna larutan standar. .
Pada uji yang keempat  yaitu uji amoniak , air keran ketika diuji dengan lakmus merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna merah , dan ketika dicium tidak berbau tengik.  Ini berarti bahwa pada air sumur yang kami teliti tidak mengandung amoniak sama sekali.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah; Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup . Air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Sifat fisika Air ialah bau , daya hantar listrik (DHL) , kejernihan , kekeruhan , rasa , residu , salinitas/kegaraman , dan warna. Sifat kimia Air ialah Amoniak , COD , DOD,  pH ,dan Zat besi .
5.2 Saran
Saran dalam praktikum kali ini yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah
Seharusnya praktikan mencoba semua langkah praktikum agar praktikum lebih memahami.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.teori sampel.wikipedia.com.1 Desember 2014
Anonim
.2009.Alkalinitas.http://maswira-weblog.com.2 Desember 2014
Anoni
m.2009.Kesadahan­.http://o-fish.wordpress.com.2 Desember 2014
Anonim
.2009.UU Menteri Negara lingkunganHidup. http://persembahanku.files wordpress.com
            ,2 Desember 2014
Anonim.2009.Baku Mutu Air.http://wikipedia.com.3 Desember 2014
Anonim.2009.Analisa Air Dalam Industri. http://wikipedia.com.3 Desember 2014