LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
DISUSUN
Nama : Yoga Agung Pangestu
NPM :
E1C014059
Prodi :
PETERNAKAN
Kelompok : 5 (LIMA)
Hari/jam : Selasa/ 14:00
wib
Tanggal : 11 November 2014
Ko-Ass : - Jhon Fernanta Sipayumg
-
Nofitri Yenti
Dosen : Fitri Elecrika Dewi S., STP, M,Sc
Objek Praktikum : PH ASAM, BASA DAN GARAM
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Zat-zat
anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan
garam. Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen
sebagai satu-satunya ion positif. Sebenarnya ion hidrogen (proton) tak ada
dalam larutan air. Setiap proton bergabung dengan satu molekul air dengan cara
berkoordinasi dengan sepasang elektron bebas yang terdapat pada oksigen dari
air, dan terbentuk ion-ion hidronium. Basa, secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil
sebagai satu-satunya ion negatif. Hidroksida-hidroksida logam yang larut,
seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida hampir sempurna berdisosiasi
dalam larutan air yang encer (Syukri, 1999)
Menurut definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi
antara asam dan basa. Proses-proses semacam ini disebut netralisasi. Definisi
ini adalah benar, dalam artian, bahwa jika sejumlah asam dan basa murni
ekuivalen dicampur, dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal,
yang tak mempunyai ciri-ciri khas suatu asam maupun basa. Zat-zat ini dinamakan
garam oleh ahli-ahli kimia zaman dulu (G. Shevla, 1985).
Kesetimbangan asam basa merupakan suatu
topik yang sangat penting dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan
kimia, seperti biologi, kedokteran dan pertanian. Titrasi yang menyangkut asam
dan basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Sedangkan untuk titrasi atau
pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –imetri.
Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau seni
mengukur. Pengertian asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah titrasi yang
menyangkut asam dan basa (Khopkar, 2003)
1.2 Tujuan
Percobaan
1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator
universal.
2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilaipH
tertentu.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat
yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidrogen sebagai ion positif. Sedangkan basa secara paling sederhana
didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif (Hardjono, 2005))
Asam
merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut
dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas
hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan
kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.(Kenaan, dkk.
1984).
Basa
merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan
asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan
untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat
dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru (Windarti,2008)
Konsep
asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam
menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+).
Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa
reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis
mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis
dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah
suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau
donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu
menerima pasangan electron atau akseptor elektron
(Sudarmo,2006).
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan
Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
ini anara lain pH indikator universal, HCl, H2SO4,
HCH3COO, NaOH, NH4OH, NaCH3COO, Asam borak, NH4Cl,
Na2SO3, NaCl, Tabung reaksi, Erlemeyer volume 50 /100 ml,
Pipet ukur 10 ml, Kaca arloji, Corong kaca, Rak tabung reaksi, dan Pipet biasa.
3.2 Cara Kerja
1. Membersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen
lalu mengeringkannya
2. Meletakkan di rak rabung reaksi dengan mulut tabung ke
atas.
3. Mempipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah
dusediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4. Menentukan pH dengan menggunakan pH indikator
universal.
5. Menghitung konsentrasi masing-masing larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasi
sebagai berikut :
No
|
Nama Larutan
|
pH
|
Golongan
|
Konsentrasi
(Molaritas)
|
1
|
HCL
|
2
|
Asam kuat
|
|
2
|
H2SO4
|
2
|
Asam kuat
|
10-1
|
3
|
NH4Cl
|
2
|
Basa kuat
|
10-1
|
4
|
NaOH
|
8
|
Asam lemah
|
10-1
|
5
|
NaCH3COO
|
6
|
Asam lemah
|
10-1
|
6
|
NH4Cl
|
5
|
Asam lemah
|
10-1
|
7
|
Na2SO3
|
6
|
Asam lemah
|
10-1
|
8
|
NaCl
|
6
|
Asam lemah
|
10-1
|
4.2 Pembahasan
Praktikum
kali ini membahas tetang bagaimana melihat indicator asam, basa dan garam.
Dimana sudah dijelaskan bahwa basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu
ditunjukkan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik
merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi
basa kuat dan basa lemah.
Sedangkan
asam adalah senyawa kimia yang pH nya kurang atau dibawah 7. Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih dari 7. Asam dapat dibagi menjadi asam kuat dan asam
lemah.
Garam merupakan
campuran larutan dari kedua senyawa yaitu asam dan basa. Biasanya garam ini
mempunyai pH netral yaitu sama dengan 7, Biasa nya untuk menentukan apakah
senyawa itu bersifat asam atau basa digunakan alat sebagai berikut :
Identifikasi Sifat Asam – Basa
Larutan
1. Kertas Lakmus
Ada dua jenis kertas lakmus yang
berbeda warna pada larutan asam, basa, dan netral.
2. Indikator Universal
Cara menggunakan indikattor
Universal adalah dengan mencocokan kertas indikator yang telah dicelupkan pada
larutan dengan warna yang setara pada kemasan kertas indikator.
3. Indikator Alami
Menentukan sifat asam basa larutan
dapat dilakukan dengan indikator alami, contoh : kembang sepatu, kol merah, dan
kulit manggis. Bila larutan di campur dengan sari bunga sepatu, maka larutan
berubah warna menjadi hijau (basa), atau tetap Merah (netral), Atau juga Merah
menyala (asam).
Contoh dari asam dan basa
adalah sebgai berikut :
1. Asam
kuat : Asam yang terionisasi
sempurna sebagai elektrolit kuat, Ka ≥10-2
Contoh : HCL, H2SO4, H2SO3,
HNO3 dll
2. Asam
lemah : Asam yang terionisasi
sebagian bersifat sebagai elektrik lemah, Ka <10-2..
Contoh : HCN, HCIO, HF,
HCH3COO, dll
3. Basa
kuat : Basa yang terionisasi
sempurna bersifat sebagai elektrolit kuat, Kb ≥ 10-2.
Contoh :NaOH, Ca(OH)2,
dll.
4. Basa
lemah : Basa yang terionisasi
sebagian bersifat elektrolik lemah, Kb < 10-2
Contoh : NH4OH, N2H3OH,
CH3NH3OH dll.
Rumus pH
pH
asam kuat = - log (Asam
kuat) = - log (H+)
pOH
basa kuat = - log (Basa
kuat) = - log (OH-)
pH
= 14 – pOH
pH
asam lemah :
(H+) =
pH
= - log (H+)
pH
basa lemah :
(H+) =
pOH = - log (OH-)
asam lemah dan basa
lemah adalah asam yang terionisasi sebagian di dalam air, harga konstanta asam
(Ka) dan konstanta basa (Kb) kecil dari 10-2.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Indikator universal merupakan campuran
dari beberapa idikator yang memiliki perubahan warna berbeda, sehingga semua
perubahan warna itu menyatu dan sebagai hasilnya, indicator universal ini
memilki perubahan dari merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu. Cara
menggunakan indicator universal bentuk kertas, adalah dengan cara mencelupkan
kertas tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Warna yang terbentuk kemudian
dicocokkan/ dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai
pH-nya. Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan
bersifat asam, basa atau netral.
2. Untuk
menghindari bilangan yang sangt rendah dalam menghitung konsentrasi larutan
yang sangat encer, maka konsentrasi larutan yang dihitung adalah konsentrasi H+
dalam larutan tersebut yang dinyatakan dengan pH.
6.2 Saran
Dalam
menentukan nilai ph larutan dengan indicator universal, ketelitian dalam
membaca warna sangat diperlukan. Bacalah warna indicator universal ditempat
yang cahayanya cukup agar dapat membedakan warna indicator dengan jelas.
Sebaiknya tanyakan kepada pembimbing praktikum jika ragu dengan hasil
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjono, S. 2005. Kimia
Dasar. Yogyakarta : UGM.
Kenaan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas.
Jakarta : Erlangga.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Shevla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro. PT. Kalman Media
Pustaka : Jakarta
Sudarmo. 2005. Kimia Dasar.
Gajah Mada Universitas Press : Jogjakarta.
Syukri. 1999. Kimia
Dasar Jilid 3. Bandung : ITB
Windarti.2008.Kimia
analisa kuantitatif. Departemen Perindustrian.Yogyakarta.
Keenan,Charles W.1984.Kimia
Untuk Universitas edisi keenam Jilid.1. Jakarta : Erlangga
Nesbah.2010.Penuntun
Praktikum Kimia Dasar II. Bengkulu: UNIB
Petrucci,Ralph
H – Suminar.1987.Kimia Dasar edisi empat jilid II. Jakarta : Erlangga
izin copas kak
BalasHapuskk izin kopas juga ya kk.
BalasHapus