Sabtu, 20 Desember 2014

pH asam basa dan garam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

DISUSUN
Nama                                      : Yoga Agung Pangestu
NPM                              : E1C014059
Prodi                              : PETERNAKAN
Kelompok                      : 5 (LIMA)
Hari/jam                         : Selasa/ 14:00 wib
Tanggal                          : 11 November 2014
Ko-Ass                           : -    Jhon Fernanta Sipayumg
-         Nofitri Yenti
Dosen                            : Fitri Elecrika Dewi S., STP, M,Sc
Objek Praktikum                    : PH ASAM, BASA DAN GARAM



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan garam. Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sebenarnya ion hidrogen (proton) tak ada dalam larutan air. Setiap proton bergabung dengan satu molekul air dengan cara berkoordinasi dengan sepasang elektron bebas yang terdapat pada oksigen dari air, dan terbentuk ion-ion hidronium. Basa, secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif. Hidroksida-hidroksida logam yang larut, seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida hampir sempurna berdisosiasi dalam larutan air yang encer (Syukri, 1999)
                                         
Menurut definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa. Proses-proses semacam ini disebut netralisasi. Definisi ini adalah benar, dalam artian, bahwa jika sejumlah asam dan basa murni ekuivalen dicampur, dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai ciri-ciri khas suatu asam maupun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh ahli-ahli kimia zaman dulu (G. Shevla, 1985).

      Kesetimbangan asam basa merupakan suatu topik yang sangat penting dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran dan pertanian. Titrasi yang menyangkut asam dan basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Sedangkan untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –imetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau seni mengukur. Pengertian asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah titrasi yang menyangkut asam dan basa (Khopkar, 2003)

1.2  Tujuan Percobaan
1.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal.
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilaipH tertentu.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                                                       
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif. Sedangkan basa secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif (Hardjono, 2005))
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.(Kenaan, dkk. 1984).
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (Windarti,2008)
Konsep asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+). Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan electron atau akseptor elektron (Sudarmo,2006).


BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini anara lain pH indikator universal, HCl, H2SO4, HCH3COO, NaOH, NH4OH, NaCH3COO, Asam borak, NH4Cl, Na2SO3, NaCl, Tabung reaksi, Erlemeyer volume 50 /100 ml, Pipet ukur 10 ml, Kaca arloji, Corong kaca, Rak tabung reaksi, dan Pipet biasa.

3.2 Cara Kerja
1.      Membersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen lalu mengeringkannya
2.      Meletakkan di rak rabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.
3.      Mempipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah dusediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4.      Menentukan pH dengan menggunakan pH indikator universal.
5.      Menghitung konsentrasi masing-masing larutan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2 Hasil Pengamatan

Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasi sebagai berikut :

No
Nama Larutan
pH
Golongan
Konsentrasi
(Molaritas)
1
HCL
2
Asam kuat

2
H2SO4
2
Asam kuat
10-1
3
NH4Cl
2
Basa kuat
10-1
4
 NaOH
8
Asam lemah
10-1
5
NaCH3COO
6
Asam lemah
10-1
6
NH4Cl
5
Asam lemah
10-1
7
Na2SO3
6
Asam lemah
10-1
8
NaCl
6
Asam lemah
10-1




4.2 Pembahasan 
            Praktikum kali ini membahas tetang bagaimana melihat indicator asam, basa dan garam. Dimana sudah dijelaskan bahwa basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditunjukkan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
            Sedangkan asam adalah senyawa kimia yang pH nya kurang atau dibawah 7. Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih dari 7. Asam dapat dibagi menjadi asam kuat dan asam lemah.
            Garam merupakan campuran larutan dari kedua senyawa yaitu asam dan basa. Biasanya garam ini mempunyai pH netral yaitu sama dengan 7, Biasa nya untuk menentukan apakah senyawa itu bersifat asam atau basa digunakan alat sebagai berikut :
Identifikasi Sifat Asam – Basa Larutan
      1.      Kertas Lakmus
Ada dua jenis kertas lakmus yang berbeda warna pada larutan asam, basa, dan netral.
      2.      Indikator Universal
Cara menggunakan indikattor Universal adalah dengan mencocokan kertas indikator yang telah dicelupkan pada larutan dengan warna yang setara pada kemasan kertas indikator.
      3.      Indikator Alami
Menentukan sifat asam basa larutan dapat dilakukan dengan indikator alami, contoh : kembang sepatu, kol merah, dan kulit manggis. Bila larutan di campur dengan sari bunga sepatu, maka larutan berubah warna menjadi hijau (basa), atau tetap Merah (netral), Atau juga Merah menyala (asam).
Contoh dari asam dan basa adalah sebgai berikut :
1.      Asam kuat        : Asam yang terionisasi sempurna sebagai elektrolit kuat, Ka ≥10-2
  Contoh : HCL, H2SO4, H2SO3, HNO3 dll
2.      Asam lemah      : Asam yang terionisasi sebagian bersifat sebagai elektrik lemah, Ka <10-2..
Contoh : HCN, HCIO, HF, HCH3COO, dll
3.      Basa kuat         : Basa yang terionisasi sempurna bersifat sebagai elektrolit kuat, Kb ≥   10-2.
                        Contoh :NaOH, Ca(OH)2, dll.
4.      Basa lemah       : Basa yang terionisasi sebagian bersifat elektrolik lemah, Kb < 10-2
  Contoh : NH4OH, N2H3OH, CH3NH3OH dll.
Rumus pH
pH asam kuat                = - log (Asam kuat) = - log (H+)
pOH basa kuat              = - log (Basa kuat)  = - log (OH-)
pH = 14 – pOH
pH asam lemah :
            (H+) =
            pH   = - log (H+)
pH basa lemah :
            (H+)  =
            pOH = - log (OH-)
asam lemah dan basa lemah adalah asam yang terionisasi sebagian di dalam air, harga konstanta asam (Ka) dan konstanta basa (Kb) kecil dari 10-2.




BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Indikator universal merupakan campuran dari beberapa idikator yang memiliki perubahan warna berbeda, sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan sebagai hasilnya, indicator universal ini memilki perubahan dari merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu. Cara menggunakan indicator universal bentuk kertas, adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan/ dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral.
2.      Untuk menghindari bilangan yang sangt rendah dalam menghitung konsentrasi larutan yang sangat encer, maka konsentrasi larutan yang dihitung adalah konsentrasi H+ dalam larutan tersebut yang dinyatakan dengan pH.
6.2 Saran
                  Dalam menentukan nilai ph larutan dengan indicator universal, ketelitian dalam membaca warna sangat diperlukan. Bacalah warna indicator universal ditempat yang cahayanya cukup agar dapat membedakan warna indicator dengan jelas. Sebaiknya tanyakan kepada pembimbing praktikum jika ragu dengan hasil pengamatan.


DAFTAR PUSTAKA

Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM.
Kenaan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia :  Jakarta.
Shevla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT. Kalman Media
 Pustaka : Jakarta
Sudarmo. 2005. Kimia Dasar. Gajah Mada Universitas Press : Jogjakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung : ITB
Windarti.2008.Kimia analisa kuantitatif. Departemen Perindustrian.Yogyakarta.
Keenan,Charles W.1984.Kimia Untuk Universitas edisi keenam Jilid.1. Jakarta : Erlangga
Nesbah.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bengkulu: UNIB
Petrucci,Ralph H – Suminar.1987.Kimia Dasar edisi empat jilid II. Jakarta : Erlangga








2 komentar: