Sabtu, 20 Desember 2014

uji molekul kimia hayati



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun
Nama                             : Yoga Agung Pangestu
NPM                              : E1C014059
Prodi                             : Peternakan
Kelompok                      : 5 (lima)
Hari / jam                      : Selasa 14:00
Tanggal                         : 25 November 2014
Dosen                            : Fitri Electika Dewi S., STP, MSc
Co asst                          :         Jhon Fernanta Sipayung
Nofitri Yenti
Objek praktikum           : UJI MOLEKUL KIMIA
   HAYATI


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas Monosakarida, Oligosakarida, dan Polisakarida. Monosakarida mengandung satugugus aldehid disebut aldesa, seperti fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan2 sampai 8 polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosa dan monosakarida.
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau merah). Uji Fehling  (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Struktur protein  dapat digolongkan berdasarkan bentuk dan proses pembentukan serta sifat fisiknya. Terdapat empat struktur protein yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Selain penggolongan juga sering dilakukan sebagai sebagai protein serabut atau dan protein globular. Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan.
Karena itu kita dimaksudkan untuk melakukan penelitian agar kita mengetahui sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein yang merupakan penyusun penting dalam tubuh kita.

1.2  Tujuan Percobaan :
1.      Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein
2.      Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya
3.      Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas Monosakarida, Oligosakarida, dan Polisakarida. Monosakarida mengandung satugugus aldehid disebut aldesa, seperti fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan2 sampai 8 polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosa dan monosakarida (Martin,dkk, 1992).
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah-ungu bila larutannya diberi beberapa tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning ataumerah). Uji Fehling  (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat (Yazid, 2006).
Makro molekul senyawa organik berkerangka rantai hidrokarbon. Secara kimiawi, karbohidrat adalah suatu poli hidroksi aldehida atau polihidroksi aseton. Suatu senyawa karbohidrat biasanya di akhiri dengan kata sakarida yang berarti gula ( bahasa Yunani ) atau dengan kata osa (Hawab, 2004).
Secara kimiawi monosakarida terdiri dari polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton dan akan dibahas keturunannya. Semua monosakarida sederhana mempunyai satu rumus empiris umum (CH2O)n, dimana n adalah satu bilangan penuh berkisar 3 sampai 9 dengan mengabaikan nomor atau jumlah karbon, semua monosakarida dapat dikelompkkan ke dalam salah satu dari dua kelas umum (Bohinsky, 1973).
Struktur siklik yang beranggotakan 5 atau 6 karbon strukturnya menjadi lebih kompleks dengan adanya atom karbon asimetris pada molekul tersebut yang menyebabkan molekul bersifat optis aktif, yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi pada karbohidrat dijumpai juga ke isomeran optik, yaitu molekul-molekul yang komposisinya identik tapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan optiknya. Monosakarida atau gula sederhana dapat dengan mudah digabungkan menjadi polisakarida yang mengandung beberapa unit sampai beberapa ribu unit monosakarida (Dydra, 2007).
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon,hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein,  karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Poedjiadi, 1994).
Struktur protein  dapat digolongkan berdasarkan bentuk dan proses pembentukan serta sifat fisiknya. Terdapat empat struktur protein yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Selain penggolongan juga sering dilakukan sebagai sebagai protein serabut atau dan protein globular.
Fungsi protein dalam tubuh kita yaitu :
1.      Bahan enzim untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin
2.      Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan makananmisalnya dalam lapisan aleuron  (biji jagung) ,  ovalbumin  (putih telur).
3.      Protein transport, mentransfer zat-zat atau unsur-unsur tertentu misalnya hemoglobin untuk mengikat O2
4.      Protein kontraktil , untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk kontraksi otot
5.      Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya antibody yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing (antigen) kedalam tubuh
(Ralph H Petrucci,1987).
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asamamino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof . Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi dari dietsehari-hari,  yaitu isoleusina,  leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan (Sukardjo, 1990).





















BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
       Adapun alat yang digunakan pada pratikum Uji Molekul Kimia Hayati yaitu :
1.      Botol semprot
2.      Gelas piala 100 ml
3.      Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
4.      Pipet tetes
5.      Erlenmeyer 250 ml
6.      Tabung reaksi + rak
7.      Penjepit tabung reaksi
8.      Pipet volume 5 ml
9.      Penangas air
10.  Gelas piala 1000 ml/500 ml
11.  Kompor listrik (Hot plate)

Adapun bahan yang digunakan pada pratikum Uji Molekul Kimia Hayati yaitu :
1.      Reagen ninhidrin
2.      NaOH 10 M
3.      Fruktosa
4.      α –naftol
5.      Sukrosa
6.      Aquades
7.      Madu
8.      CuSO4
9.      Air bromin
10.  Reagen molisch
11.  HNO3
12.  H2SO4
13.  Reagen millon
14.  Fehling
15.  NaNO2 0,15 M
16.  Fehling B
17.  Ethanol
18.  Amilum

3.2. Prosedur kerja
1.      Pada pengujian Molisch
-         Menyediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering
-         Menambahkan 2 ml glukosa 2% pada tabung 1, pada tabung 2 ditambah 2 ml fruktosa 2%, tabung 3 ditambah 2 ml sukrosa 2%, pada tabung 4 ditambahkan 2 ml madu 50% dalam air.
-         Menambahkan 2 tetes reagen molisch pada masing-masing tabung
-         Menambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi sehingga membentuk suatu lapisan dalam tabung
-         Mengamati perubahan yang terjadi
2.      Pada pengujian fehling
-         Mengambil 1 buah tabung reaksi lalu mengisi air pada tabung reaksi
-         Menambahkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml Fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain
-         Mencampurkan tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua
-         Membagi larutan nomor  3 menjadi 3 bagian (dalam tabung reaksi)
-         Menambahkan 2 ml glukosa 10% pada tabung reaksi 1, menambahkan 2 ml sukrosa 10% pada tabung reaksi 2, dan menambahkan 2 ml amillum 2% pada tabung reaksi 3
-         Memanaskan ketiga tabung reaksi diatas penangas air dengan suhu 60Oc, selama 15 menit
-         Mengamati perubahan warna yang terjadi (karbohidrat mana yang mengandung gula pereduksi)
3.      Pada pengujian millon
-         Menyiapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering
-         Memasukkan 2 ml sampel (2 ml putih telur, 2 ml larutan susu, 2 ml ekstrak kaldu)
-         Menambahkan 5 tetes pereaksi millon
-         Memanaskannya diatas penangas air selama 15 menit
-         Lalu mendinginkannya, dan menambahkan 5 tetes NaOH 0,15 M
-         Mengamati perubahan yang terjadi
4.      Pada pengujian ninhidrin
-         Menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering
-         Memasukkan 1 ml sampel (1 ml putih telur, 1 ml larutan susu, 1 ml ekstrak kaldu)
-         Menambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin
-         Mendidihkannya selama 10 menit
-         Mengamati perubahan yang terjadi



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I HASIL PENGAMATAN
1.      Uji karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)
No.
Sampel/Contoh
Hasil Pengamatan
Hasil Uji Molisch
Hasil Uji Fehling
1
Glukosa
Terjadi endapan
Dari warna biru muda dipanaskan menjadi warna orange
2
Amilum
Tejadi endapan
Yang awalnya biru muda setelah dipanaskan beberapa menit berubah menjadi warna biru pekat, kemudian pada saat akhir atau setelah dipanaskan selama 10 menit berubah warna kambali menjadi hijau tua.
3
Fruktosa
Tidak terjadi endapan
-
4
Madu
Tidak terjadi endapan
-

2.      Uji Protein dan Asam Amino
NO
UJI
PUTIH TELUR
LARUTAN SUSU
1
Biuret
Warna bening menjadi ungu pekat
Berubah wana menjadi ungu muda
2
Millon
Gumpal warna putih
Gumpal wana merah muda
3
Xantoprotein
Berubah warna menjadi kuning
Warna putih menjadi kuning
4
Ninhidrin
Berubah warna menjadi ungu pekat
Berubah wana menjadi ungu muda





IV.II. PEMBAHASAN
Pada percobaan uji molish diperoleh pengamatan bahwa ketiga sakarida membentuk cincin ungu. Hal ini dikarenakan kondensasi karbohidrat oleh reagen molish, dan karena adanya reaksi dihidro dengan H2SO4 atau asam sulfat.
Hal ini sesuai dengan literatur Yazib (2006) yang menyatakan bahwa semua jenis karbohidrat baik monosakarida, polisakarida akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α naftol. Dalam alkohol ditambahkan H2SO4 ( Asam sulfat ) sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang atas antara kedua cairan yang menandakan adanya karbohidrat suatu bahan yang terdapat pada bahan tersebut.
Dari hasil percobaan karbohidrat yang di tambah dengan R fehling memberikan warna biru bening. Seharusnya bila di beri dengan R fehling menghasilkan warna merah bata, tetapi dari hasil memberikan warna larutan biiru bening. Hal ini ini bisa saja disebabkan oleh konsentrasi dari bahan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan endapan berwarna merah bata. Dari bahan yang di gunakan yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa bersifat optis aktif karena memiliki atom C yang kiral pada atom ke-5 hal ini sesuai dengan literatur Biomolekul ( 2007 ) yang menyatakan bahwa struktur siklik yang beranggotakan 5 atau 6 struktur karbon bersifat optis aktif yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi pada karbohidrat.
Dari praktikum yang telah dilalui kita tahu adanya bpembagian karbohidrat menurut jumlah karbon.Hal ini sesuai dengan literatur Pangan Plus (2007) yang menyatakan bahwa karbohidrat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida disakarida ( gabungan monosakarida     dan       polisakarida.
Pada percobaan protein dan asam amino dengan bahan uji biuret dan uji xantoprotein menunjukan perubahan warna yang hampir sama pula. Pada sampel yang ditambahkan CuSO4 dan NaOH akan menimbulkan dua lapisan yang berwarna kontras. Wujudnya pun akan berubah dari wujud semula atau kondisi awal. Contohnya pada sampel putih telur yang semula kekentalannya hanya sekitar 70% saja dan setelah di ujikan dengan bahan pereaksi akan berubah menjadi lebih kental dari semula dan bahkan menjadi padatan.
Analisis terbagi atas dua macam, berupa analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif merupakan suatu pengamatan kita terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan perubahan-perubahan kondisi dari reaksi tersebut ,atau bisa dikatakan hanya berpusat pada penampilan fisik atau luarnya saja dari objek tersebut. Sedangkan Analisis kuantitatif terbagi atas dua jenis, berupa analisa kuantitatif volumetri dan analisa kuantitatif gravimetri. Analisa kuantitatif volumetri merupakan pengamatan atau analisa tentang jumlah atau banyaknya ukuran dari suatu larutan yang digunakan berdasar volume. Sedangkan analisa kuantutaif gravimetri merupakan analisa berdasarkan penjumlahan berat kering atau bobot tetap setelah dilakukan pemisahan dari endapannya.
          Adapun contoh dari analisa kualitatif pada percobaan ini berupa pengamatan terhadap perubahan aroma dari uji lemak yang dicontohkan pada pemanasan minyak dan gliserol. Pengamatan pada wujud dicontohkan lewat uji protein dan asam amino pada beberapa sampel seperti madu, putih telur, susu, dan jus. Lalu pengamatan pada warna di contohkan pada uji karbohidrat lewat sampel amylum dan glukosa, pada  uji protein dan asam amino lewat sampel uji biuret dan xantoprotein dengan menggunakan empat sampel berupa susu, madu, jus dan putih telur.
          Analisa yang dominan digunakan pada percobaan uji molekul hayati ini berupa analisis kualitatif dimana pengamatan terhadap warna dan wujud serta aroma dari objek yang diuji cobakan pada praktikum.












BAB V
PENUTUP

6.1  Kesimpulan
  1. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah-ungu bila larutannya diberi beberapa tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning ataumerah). Uji Fehling  (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat Semua jenis karbohidrat baik monosakarida, polisakarida akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α naftol.
  2. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida)
6.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini ketelitian sangat diperlukan, lakukanlah prosedur sesuai dengan penuntun praktikum yang ada. Jangan menambahkan atau mengurangi ukuran bahan yang digunakan tanpa petunjuk dari pembimbing praktikum karena dapat mempengaruhai hasil pengamatan yang diperoleh. Gunakanlah alat-alat praktikum yang bersih atau steril saat membuat reaksi bahan kimia.





DAFTAR PUSTAKA
Bohinsky, 1973. Unsur Kimia Organik Hayati. Alih Bahasa Departemen Kimia ITB. General Chemistry: The Essential Concepts Third Edition. 2003. Jakarta : Erlangga.
Dydra, 2007. Struktur Molekul Kimia Hayati. Kartika : Surabaya.
Hawab, 2004. Makro Molekul Senyawa Organik. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Martin, dkk, 1992.  Karbohidrat dan Pembagiannya. Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi, 1994. Protein dan Penggolongan Protein. Setiono. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, Fourth             Edition. 1991. Jakarta: EGC.
Ralph H. Petrucci, 1987. Struktur Protein Berdasarkan Bentuk Fisiknya. Kartika : Surabaya.
Sukardjo, 1990. Penyusun dan Kerangka Molekul Protein. Laboratory Tests. Buku            Kedokteran EGC , Jakarta.
Yazid, 2006. Reaksi-Reaksi dari Karbohidrat. Universitas Indonesia : Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar