LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Disusun
Nama
: Yoga Agung
Pangestu
NPM : E1C014059
Prodi
: Peternakan
Kelompok : 5 (lima)
Hari
/ jam : Selasa 14:00
Tanggal
: 25 November 2014
Dosen : Fitri Electika
Dewi S., STP, MSc
Co
asst : Jhon Fernanta Sipayung
Nofitri Yenti
Objek
praktikum :
UJI MOLEKUL KIMIA
HAYATI
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas
Monosakarida, Oligosakarida, dan Polisakarida. Monosakarida mengandung satugugus aldehid disebut aldesa, seperti fruktosa.
Oligosakarida adalah karbohidrat dengan2 sampai 8 polimer monosakarida
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosa dan monosakarida.
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah bila
larutannya diberi beberapa tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk
mengetahui adanya karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau merah). Uji Fehling
(endapan merah bata). Reaksi
dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai
berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Struktur protein dapat digolongkan berdasarkan
bentuk dan proses pembentukan serta
sifat fisiknya. Terdapat empat struktur protein yaitu struktur primer,
sekunder, tersier dan kuartener. Selain penggolongan juga sering
dilakukan sebagai
sebagai protein
serabut atau dan protein globular. Asam
amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia
disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut
memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri
atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan.
Karena itu kita dimaksudkan untuk
melakukan penelitian agar kita mengetahui sifat fisis dan kimia molekul
karbohidrat dan protein yang merupakan penyusun penting dalam tubuh kita.
1.2
Tujuan
Percobaan :
1.
Menganalisis sifat
fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein
2.
Menghubungkan reaksi
karbohidrat dan strukturnya
3.
Melakukan uji sederhana
terhadap molekul hayati
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang
secara alamiah terbagi atas Monosakarida,
Oligosakarida, dan Polisakarida. Monosakarida mengandung satugugus aldehid disebut aldesa, seperti fruktosa.
Oligosakarida adalah karbohidrat dengan2 sampai 8 polimer monosakarida
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosa dan monosakarida (Martin,dkk,
1992).
Semua
jenis karbohidrat akan berwarna merah-ungu bila larutannya diberi beberapa
tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya
karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning ataumerah). Uji Fehling
(endapan merah bata). Reaksi
dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat (Yazid,
2006).
Makro
molekul senyawa organik berkerangka rantai hidrokarbon. Secara kimiawi,
karbohidrat adalah suatu poli hidroksi aldehida atau polihidroksi aseton. Suatu
senyawa karbohidrat biasanya di akhiri dengan kata sakarida yang berarti gula (
bahasa Yunani ) atau dengan kata osa (Hawab, 2004).
Secara
kimiawi monosakarida terdiri dari polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton
dan akan dibahas keturunannya. Semua monosakarida sederhana mempunyai satu
rumus empiris umum (CH2O)n, dimana n adalah satu bilangan penuh berkisar 3
sampai 9 dengan mengabaikan nomor atau jumlah karbon, semua monosakarida dapat
dikelompkkan ke dalam salah satu dari dua kelas umum (Bohinsky, 1973).
Struktur
siklik yang beranggotakan 5 atau 6 karbon strukturnya menjadi lebih kompleks
dengan adanya atom karbon asimetris pada molekul tersebut yang menyebabkan
molekul bersifat optis aktif, yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi
pada karbohidrat dijumpai juga ke isomeran optik, yaitu molekul-molekul yang
komposisinya identik tapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan
optiknya. Monosakarida atau gula sederhana dapat dengan mudah digabungkan
menjadi polisakarida yang mengandung beberapa unit sampai beberapa ribu unit
monosakarida (Dydra, 2007).
Protein
adalah molekul makro yang mempunyai
berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino
yang terdiri atas unsur-unsur karbon,hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa
asam amino mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah
unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat
dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein
lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Poedjiadi,
1994).
Struktur protein dapat digolongkan berdasarkan
bentuk dan proses pembentukan serta
sifat fisiknya. Terdapat empat struktur protein yaitu struktur primer,
sekunder, tersier dan kuartener. Selain penggolongan juga sering
dilakukan sebagai
sebagai protein
serabut atau dan protein globular.
Fungsi protein dalam tubuh kita yaitu :
1. Bahan enzim
untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin
2. Protein cadangan disimpan dalam
beberapa bahan sebagai cadangan makananmisalnya
dalam lapisan aleuron (biji jagung)
, ovalbumin (putih telur).
3. Protein
transport, mentransfer zat-zat atau unsur-unsur
tertentu misalnya hemoglobin
untuk mengikat O2
4. Protein kontraktil , untuk kontraksi
jaringan tertentu, misalnya myosin untuk kontraksi
otot
5. Protein pelindung, melindungi tubuh
terhadap zat-zat asing, misalnya antibody yang mengadakan perlawanan terhadap
masuknya molekul asing (antigen) kedalam tubuh
(Ralph H
Petrucci,1987).
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia
disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut
memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri
atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah
"asamamino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof . Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi
dari dietsehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina,
treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial"
dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan (Sukardjo,
1990).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada pratikum Uji Molekul Kimia Hayati yaitu :
1. Botol semprot
2. Gelas piala 100 ml
3. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
4. Pipet tetes
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Tabung reaksi + rak
|
7. Penjepit tabung reaksi
8. Pipet volume 5 ml
9. Penangas air
10. Gelas piala 1000 ml/500 ml
11. Kompor listrik (Hot plate)
|
Adapun
bahan yang digunakan pada pratikum Uji Molekul Kimia Hayati yaitu :
1. Reagen ninhidrin
2. NaOH 10 M
3. Fruktosa
4. α –naftol
5. Sukrosa
6. Aquades
7. Madu
8. CuSO4
9. Air bromin
|
10. Reagen molisch
11. HNO3
12. H2SO4
13. Reagen millon
14. Fehling
15. NaNO2 0,15 M
16. Fehling B
17. Ethanol
18. Amilum
|
3.2. Prosedur kerja
1. Pada pengujian Molisch
-
Menyediakan 5
buah tabung reaksi bersih dan kering
-
Menambahkan 2 ml
glukosa 2% pada tabung 1, pada tabung 2 ditambah 2 ml fruktosa 2%, tabung 3
ditambah 2 ml sukrosa 2%, pada tabung 4 ditambahkan 2 ml madu 50% dalam air.
-
Menambahkan 2
tetes reagen molisch pada masing-masing tabung
-
Menambahkan 2 ml
H2SO4 melalui dinding tabung reaksi sehingga membentuk suatu lapisan dalam
tabung
-
Mengamati
perubahan yang terjadi
2. Pada pengujian fehling
-
Mengambil 1 buah
tabung reaksi lalu mengisi air pada tabung reaksi
-
Menambahkan 1 ml
larutan fehling A dan 1 ml Fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain
-
Mencampurkan
tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua
-
Membagi larutan
nomor 3 menjadi 3 bagian (dalam tabung
reaksi)
-
Menambahkan 2 ml
glukosa 10% pada tabung reaksi 1, menambahkan 2 ml sukrosa 10% pada tabung
reaksi 2, dan menambahkan 2 ml amillum 2% pada tabung reaksi 3
-
Memanaskan ketiga
tabung reaksi diatas penangas air dengan suhu 60Oc, selama 15 menit
-
Mengamati
perubahan warna yang terjadi (karbohidrat mana yang mengandung gula pereduksi)
3. Pada pengujian millon
-
Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering
-
Memasukkan 2 ml
sampel (2 ml putih telur, 2 ml larutan susu, 2 ml ekstrak kaldu)
-
Menambahkan 5
tetes pereaksi millon
-
Memanaskannya
diatas penangas air selama 15 menit
-
Lalu
mendinginkannya, dan menambahkan 5 tetes NaOH 0,15 M
-
Mengamati
perubahan yang terjadi
4. Pada pengujian ninhidrin
-
Menyiapkan 4
tabung reaksi yang bersih dan kering
-
Memasukkan 1 ml
sampel (1 ml putih telur, 1 ml larutan susu, 1 ml ekstrak kaldu)
-
Menambahkan 5
tetes pereaksi ninhidrin
-
Mendidihkannya
selama 10 menit
-
Mengamati
perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV.I HASIL PENGAMATAN
1. Uji
karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)
No.
|
Sampel/Contoh
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Hasil
Uji Molisch
|
Hasil
Uji Fehling
|
||
1
|
Glukosa
|
Terjadi endapan
|
Dari warna biru muda dipanaskan
menjadi warna orange
|
2
|
Amilum
|
Tejadi endapan
|
Yang awalnya biru muda setelah
dipanaskan beberapa menit berubah menjadi warna biru pekat, kemudian pada
saat akhir atau setelah dipanaskan selama 10 menit berubah warna kambali
menjadi hijau tua.
|
3
|
Fruktosa
|
Tidak terjadi endapan
|
-
|
4
|
Madu
|
Tidak terjadi endapan
|
-
|
2.
Uji Protein dan Asam Amino
NO
|
UJI
|
PUTIH
TELUR
|
LARUTAN
SUSU
|
1
|
Biuret
|
Warna bening menjadi ungu pekat
|
Berubah wana menjadi ungu muda
|
2
|
Millon
|
Gumpal warna putih
|
Gumpal wana merah muda
|
3
|
Xantoprotein
|
Berubah warna menjadi kuning
|
Warna putih menjadi kuning
|
4
|
Ninhidrin
|
Berubah warna menjadi ungu pekat
|
Berubah wana menjadi ungu muda
|
IV.II. PEMBAHASAN
Pada percobaan uji molish diperoleh
pengamatan bahwa ketiga sakarida membentuk cincin ungu. Hal ini dikarenakan kondensasi
karbohidrat oleh reagen molish, dan karena adanya reaksi dihidro dengan H2SO4
atau asam sulfat.
Hal ini sesuai dengan literatur
Yazib (2006) yang menyatakan bahwa semua jenis karbohidrat baik monosakarida,
polisakarida akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes
larutan α naftol. Dalam alkohol ditambahkan H2SO4 ( Asam sulfat ) sehingga
tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang atas antara kedua cairan
yang menandakan adanya karbohidrat suatu bahan yang terdapat pada bahan
tersebut.
Dari hasil percobaan karbohidrat
yang di tambah dengan R fehling memberikan warna biru bening. Seharusnya bila
di beri dengan R fehling menghasilkan warna merah bata, tetapi dari hasil
memberikan warna larutan biiru bening. Hal ini ini bisa saja disebabkan oleh
konsentrasi dari bahan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi (
1994 ) yang menyatakan bahwa dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan
endapan berwarna merah bata. Dari bahan yang di gunakan yaitu glukosa, fruktosa
dan galaktosa bersifat optis aktif karena memiliki atom C yang kiral pada atom
ke-5 hal ini sesuai dengan literatur Biomolekul ( 2007 ) yang menyatakan bahwa
struktur siklik yang beranggotakan 5 atau 6 struktur karbon bersifat optis aktif
yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi pada karbohidrat.
Dari praktikum yang telah dilalui kita tahu adanya bpembagian karbohidrat menurut jumlah karbon.Hal ini sesuai dengan literatur Pangan Plus (2007) yang menyatakan bahwa karbohidrat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida disakarida ( gabungan monosakarida dan polisakarida.
Dari praktikum yang telah dilalui kita tahu adanya bpembagian karbohidrat menurut jumlah karbon.Hal ini sesuai dengan literatur Pangan Plus (2007) yang menyatakan bahwa karbohidrat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida disakarida ( gabungan monosakarida dan polisakarida.
Pada
percobaan protein dan asam amino dengan bahan uji biuret dan uji xantoprotein
menunjukan perubahan warna yang hampir sama pula. Pada sampel yang ditambahkan
CuSO4 dan NaOH akan menimbulkan dua lapisan yang berwarna
kontras. Wujudnya pun akan berubah dari wujud semula atau kondisi awal.
Contohnya pada sampel putih telur yang semula kekentalannya hanya sekitar 70%
saja dan setelah di ujikan dengan bahan pereaksi akan berubah menjadi lebih
kental dari semula dan bahkan menjadi padatan.
Analisis
terbagi atas dua macam, berupa analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif merupakan suatu pengamatan kita terhadap suatu objek yang
diamati berdasarkan perubahan-perubahan kondisi dari reaksi tersebut ,atau bisa
dikatakan hanya berpusat pada penampilan fisik atau luarnya saja dari objek
tersebut. Sedangkan Analisis kuantitatif terbagi atas dua jenis, berupa analisa
kuantitatif volumetri dan analisa kuantitatif gravimetri. Analisa kuantitatif
volumetri merupakan pengamatan atau analisa tentang jumlah atau banyaknya
ukuran dari suatu larutan yang digunakan berdasar volume. Sedangkan analisa
kuantutaif gravimetri merupakan analisa berdasarkan penjumlahan berat kering
atau bobot tetap setelah dilakukan pemisahan dari endapannya.
Adapun contoh dari analisa kualitatif
pada percobaan ini berupa pengamatan terhadap perubahan aroma dari uji lemak
yang dicontohkan pada pemanasan minyak dan gliserol. Pengamatan pada wujud
dicontohkan lewat uji protein dan asam amino pada beberapa sampel seperti madu,
putih telur, susu, dan jus. Lalu pengamatan pada warna di contohkan pada uji
karbohidrat lewat sampel amylum dan glukosa, pada uji protein dan asam
amino lewat sampel uji biuret dan xantoprotein dengan menggunakan empat sampel
berupa susu, madu, jus dan putih telur.
Analisa yang dominan digunakan pada
percobaan uji molekul hayati ini berupa analisis kualitatif dimana pengamatan
terhadap warna dan wujud serta aroma dari objek yang diuji cobakan pada
praktikum.
BAB V
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
- Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah-ungu bila larutannya diberi beberapa tetes α-Naphtol sebagai uji Molisch. Cara lain unuk mengetahui adanya karbohidrat adalah dengan uji Benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning ataumerah). Uji Fehling (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat Semua jenis karbohidrat baik monosakarida, polisakarida akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α naftol.
- Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida)
6.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini
ketelitian sangat diperlukan, lakukanlah prosedur sesuai dengan penuntun
praktikum yang ada. Jangan menambahkan atau mengurangi ukuran bahan yang
digunakan tanpa petunjuk dari pembimbing praktikum karena dapat mempengaruhai
hasil pengamatan yang diperoleh. Gunakanlah alat-alat praktikum yang bersih
atau steril saat membuat reaksi bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Bohinsky,
1973. Unsur Kimia Organik Hayati. Alih
Bahasa Departemen Kimia ITB. General
Chemistry: The Essential Concepts Third Edition. 2003. Jakarta : Erlangga.
Dydra, 2007. Struktur
Molekul Kimia Hayati. Kartika : Surabaya.
Hawab, 2004. Makro
Molekul Senyawa Organik. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Martin, dkk, 1992. Karbohidrat dan Pembagiannya. Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi, 1994. Protein
dan Penggolongan Protein. Setiono. Vogel’s Textbook of Quantitative
Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, Fourth Edition. 1991. Jakarta: EGC.
Ralph H. Petrucci,
1987. Struktur Protein Berdasarkan Bentuk
Fisiknya. Kartika : Surabaya.
Sukardjo, 1990. Penyusun dan Kerangka Molekul Protein. Laboratory Tests. Buku Kedokteran
EGC , Jakarta.
Yazid, 2006. Reaksi-Reaksi
dari Karbohidrat. Universitas Indonesia : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar