LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun
Nama
:
Yoga Agung Pangestu
NPM
:
E1C014059
Prodi
: Peternakan
Kelompok : 5 (lima)
Hari
/ jam : Selasa 14:00
Tanggal
: 2 Desember 2014
Dosen : Fitri Electika
Dewi S., STP, MSc
Co
asst : Jhon
Fernanta Sipayung
Nofitri Yenti
Objek
praktikum : ANALISA KUALITAS AIR
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2 0 1 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan, khususnya bagi manusia yang
selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air.Pada tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat
badan terdiri dari air, anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
Menurut WHO, tiap orang di negara-negara maju memerlukan air antara 60-120
liter per hari, sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tiap
orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.
Tubuh
manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran
badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu
sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi.
Jika
melihat uraian diatas , air sangatlah penting bagi kehidupan manusia , baik
untuk dirinya maupun di luar dari dirinya seperti penelitian , kelangsungan
hidup di muka bumi , dan lain-lain. Namun air di muka bumi ini sangatlah
beragam , tetapi air yang paling umu ialah air yang dapat dipakai dan air yang
tidak dapat dipakai. Mengapa bisa begitu ? karena di muka bumi ini ada
pencemaran air. Air yang sering kita minum , itu adalah air yang tidak murni ,
karena dalam air itu ada zat – zat yang terkandung.
Maka
dari itu dengan adanya praktikum analisa kualitas air , kita mengetahui air
mana yang dapat kita gunakan dan air mana yang tidak dapat kita gunakan dan
juga kita dapat menganalisis kualitas serta kandungan apa saja yang terkandung
dari macam-macam air.
1.2
Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis
beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secar kualitatif dan kuantitatif.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Sampel
Air merupakan senyawa kimia yang paling
aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk
hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan,
sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan
hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan
hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem
pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian
banjir dan tenaga air (anonim, 2009).
2.2 Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia
perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam
golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas
air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas
penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung
alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap
perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain
bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu,
dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter
CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu
disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan
yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
2.3 Kesadahan Air
Kesadahan pada air mungkin disebabkan
oleh adanya satu atau lebih ion. Ini termasuk hidroksida, karbonat, dan
bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air, walaupun terkadang
konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi tinggi di
saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan
jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di
tempat tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon. Mereka juga
dapat ditemukan di air setelah penapisan, seperti pelembut lime soda ash.
Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab alkalinitas. Hampir semua
saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung, dari 0 sampai sekitar 50 grain/gallon.
Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas menengah diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. (anonim,2009)
Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.
Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok digunakan untuk perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :
Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas menengah diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. (anonim,2009)
Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.
Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok digunakan untuk perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :
1.
Penghilang padatan dengan lime soda ash.
Pada saat yang sama, proses ini akan mem-persipirasi jumlah yang seimbang dari
alkalinitas. Pelembutan dengan lime biasanya dilarang digunakan oleh industri
dan penerapan dalam skala besar lainnya. Pelembutan lime akan mengurangi total
alkalinitas, pelembutan lime mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas yang lebih kuat.
2.
Anion resin yang diregenerasi oleh
natrium klorida menghilangkan semua anion (karbonat, bikarbonat, sulfat, dan
nitrat). Ia mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang terhadap ion
klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua dari kasus menghasilkan konsentrasi ion klorida yang
tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan
kembali konsentrasi tinggi yang dibawa anion termasuk nitrat. Untuk pemakaian
perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
3.
Pemberian asam mineral akan menetralisir
alkalinitas air. Asam hidroklorin, asam sulfur, atau kombinasi dari keduanya
dapat digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat menjadi asam karbon. Pada titik
ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa metode untuk mengeluarkan gas
karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian dari teknik ini jelas. Diperlukan kontrol
yang presisi dalam proses dan kehati-hatian dalam menangani asam yang pekat (Anonim,2009).
3.4 Analisa Umum pada Air
Air
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi
ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih
lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk,
limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
2.5
Standar Baku Mutu Air
Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat
pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak (anonim,2009).
2.6 Aplikasi Analisa Air dalam Industri
Salah satu aplikasi atau penerapan dari
Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air perkotaan. Pengolahan air
perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan
air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
BAB III
METODELOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT
|
BAHAN
|
Pipet tetes
Gelas ukur 50 ml
Gelas ukur 100 ml
Corong kaca
Penjepit
tabung reaksi
Kompor
listrik/gas
Buret dan statif
Erlenmeyer
Termometer
Botol
semprot
Neraca
analitik
Corong
Batang
pengaduk
Lampu
spirirus
Pipet volume
5 ml
Pipet volume
10 ml
Tabung
reaksi + rak
|
H2SO4
Kertas lakmus merah
H2C2O4
Aquades
KMnO4
|
3.2 CARA KARJA
Cara kerja dalam praktikum yang membahas “Analisa
Kualitas Air” ini ialah ;
1.
Suhu
-
Menyiapakan
sampel.
-
Menyelupkan
alat pengukur suhu (termometer) ke dalam sampel.
-
Membaca
angka yang tertera pada alat tersebut.
-
Mencatat
hasil yang ada.
2.
Zat
padat terlarut dan zat padat tersuspensi
-
Mengambil
sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan menuangkannya ke dalam gelas
piala.
-
Memanaskannya
dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).
-
Memperhatikan
apakah sampel menjadi keruh , mengendap , atau tidak sama sekali.
-
Mencatat
hasil yang ada.
3.
Warna
-
Mengambil
sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,75 dari volume tabung reaksi.
-
Membandingkan
warna dengan larutan standar (aquades) yang telah disediakan.
-
Mencatat
hasil yang ada.
4.
Amoniak
-
Memasukkan
10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
-
Melipat
kertas lakmus merah (menempel) di mulut tabung reaksi.
-
Memanaskannya
di atas lampu spiritus
-
Mengamati
sampel , apakah bau tengik atau tidak ,
kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau tidak , atau tidak sama sekali.
-
Mencatat
hasil yang ada.
5.
COD
secara kuantitatif
-
Mempipet
10 ml sampel dengan pipet volume dan Memasukkannya ke dalam gelas ukur 100 ml
-
Mengencerkan
sampel dengan aquades hingga volume 100 ml
-
Menambahkan
5 ml Asam sulfat (H2SO4) 4 N.
-
Memanaskannya
dalam air panas (ingat jangan dicelupkan dalam air).
-
Menambahkan
10 ml Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N dan didihkan lagi
selama 10 menit.
-
Jika
selama dididihkan warna merah muda hilang , menambahkan 10 ml 10 ml Kalium
permanganat (KMnO4) 0,01 N lagi , sampai warna merah muda
tidak hilang lagi.
-
Setelah
itu , menambahkan 10 ml Asam oksalat (H2C2O4)
0,01 N , hingga warna merah muda hilang.
-
Selagi
panas , menambahkan Kalium permanganat (KMnO4) sampai
terbentuk warna merah muda yang stabil.
-
Mencatat
hasil yang ada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
NO
|
PARAMETER
|
HASIL
PENGAMATAN
|
||
AIR SUMUR
|
||||
1
|
Suhu
|
300
C
|
||
2
|
Zat
padat terlarut
|
Tidak
keruh berarti tidak ada zat padat terlarut
|
||
3
|
Zat
padat tersuspensi
|
Terjadi
endapan, berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi
|
||
4
|
Warna
|
Sesuai
dengan larutan standar
|
||
5
|
Amoniak
|
Tidak
mengandung amoniak
|
||
6
|
COD
|
Volume KMnO4 selama
pemanasan (ml)
|
Volume KMnO4 titrasi I (ml)
|
Volume KMnO4 titrasi II
(ml)
|
|
Ulangan I
|
1
|
2
|
1
|
|
Ulangan II
|
1
|
1
|
1
|
4.2
Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang analisa
kualitas air, air yang dianalisa adalah air sumur.
Pada
uji yang pertama yaitu uji suhu , ternyata suhu air sumur ketika di teliti adalah kisaran 300C
, ini berarti bahwa suhu air ini tidak normal , karena kurang 20C
dari suhu lingkungan (Suhu lingkungan 320C).
Pada
uji yang kedua dan ketiga yaitu uji zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
, air sumur ketika di teliti
ternyata tidak menjadi keruh dan ketika dilihat dibawahnya tidak ada endapan.
Ini berarti bahwa pada air sumur
tidak terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
Pada
uji yang ketiga yaitu uji warna , air keran ketika dibandingkan dengan larutan standar
yaitu aquades ternyata warna airnya keruh daripada warna larutan standar. .
Pada
uji yang keempat yaitu uji amoniak , air
keran ketika diuji dengan lakmus merah ternyata lakmus tersebut tetap berwarna
merah , dan ketika dicium tidak berbau tengik.
Ini berarti bahwa pada air sumur yang kami teliti tidak mengandung amoniak sama sekali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dalam praktikum yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah; Air merupakan senyawa kimia yang paling
aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk
hidup tidak akan dapat bertahan hidup . Air
yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air. Persyaratan kualitas air minum meliputi
persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Sifat
fisika Air ialah bau , daya hantar listrik (DHL) , kejernihan , kekeruhan , rasa , residu , salinitas/kegaraman , dan warna. Sifat kimia Air ialah Amoniak , COD ,
DOD, pH ,dan Zat besi .
5.2 Saran
Saran
dalam praktikum kali ini yang membahas “Analisa Kualitas Air” ini ialah
Seharusnya praktikan mencoba semua langkah praktikum
agar praktikum lebih memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.teori sampel.wikipedia.com.1 Desember 2014
Anonim.2009.Alkalinitas.http://maswira-weblog.com.2 Desember 2014
Anonim.2009.Kesadahan.http://o-fish.wordpress.com.2 Desember 2014
Anonim.2009.UU Menteri Negara lingkunganHidup. http://persembahanku.files wordpress.com
Anonim.2009.Alkalinitas.http://maswira-weblog.com.2 Desember 2014
Anonim.2009.Kesadahan.http://o-fish.wordpress.com.2 Desember 2014
Anonim.2009.UU Menteri Negara lingkunganHidup. http://persembahanku.files wordpress.com
,2 Desember 2014
Anonim.2009.Baku Mutu Air.http://wikipedia.com.3 Desember 2014
Anonim.2009.Analisa Air Dalam Industri. http://wikipedia.com.3 Desember 2014
Anonim.2009.Baku Mutu Air.http://wikipedia.com.3 Desember 2014
Anonim.2009.Analisa Air Dalam Industri. http://wikipedia.com.3 Desember 2014